WAN Merupakan jaringan komunikasi data yang secara geografis mencakup area yang sangat luas, lingkup nasional, regional dan global dan sering menggunakan sarana fasilitas transmisi umum seperti telepon, kabel bawah laut ataupun satelit.
Media yang melayani komunikasi WAN adalah termasuk dalam Physical layer dalam
7 OSI Layer. Data yang lalu-lalang di dalam media WAN tersebut diatur dengan menggunakan seperangkat aturan yang ada di dalam layer Data link dalam 7 OSI layer.
1. Point to Point (PPP)
Point to Point (PPP) merupakan protokol pada data link layer yang dapat digunakan untuk komunikasi asynchronous serial maupun synchronous serial. PPP dapat melakukan autentikasi dan bersifat multiprotocol. Protokol ini merupakan pengembangan dari protokol SLIP (Serial Line Interface Protocol) yaitu suatu protokol standar yang menggunakan protokol
TCP/IP.
2. Serial Line Internet Protocol (SLIP)
Serial Line Internet Protocol (SLIP) merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.
3. High level Data Link Control (HDLC)
High level Data Link Control (HDLC) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN (Wide Area Networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian � kerugian yang ada pada protokol � protokol yang berorientasi karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex (pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan) dan penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.
Protokol ini dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO) dan diterima oleh banyak kalangan, khususnya untuk transfer informasi, dan disingkat dengan HDLC. Protokol HDLC ini merupakan protokol synchronous bit-oriented yang berada pada lapisan data-link (Message packaging) model ISO Open System Interconnection (OSI) untuk komunikasi komputer ke komputer. Di bawah HDLC, pesan dikirimkan dalam unit yang disebut dengan frame, yang masing-masingnya dapat mengandung jumlah data yang variabel, namun harus diatur secara khusus.
Yang paling Penting Protocol data link control adalah HDLC (ISO 3009, ISO 4335). HDLC tidak hanya sudah umum dipergunakan namun juga menjadi asas untuk berbagai protocol data link control terpenting lainnya, yang menggunakan format dan mekanisme yang sama seperti yang digunakan dalam HDLC. Selanjutnya, dalam bagian ini kita menyajikan pembahasan yang lebih mendetail mengenai HDLC.
Untuk memenuhi berbagai macam aplikasi, HDLC menetapkan tiga jenis stasiun, dua konfigurasi, serta tiga model operasi pengalihan data.
Ketiga jenis stasiun tersebut adalah sebagai berikut:
- Stasiun Primer: Bertanggung-jawab mengontrol operasi jalur. Frame-frame dikeluarkan oleh primary yang disebut perintah.
- Stasiun Sekunder: Beroperasi dibawah kendali stasiun primer. Frame-frame dikeluarkan sekunder yang disebut respons. Primer mempertahankan jalur logik yang terpisah dengan setiap stasiun sekunder pada jalur.
- Stasiun Gabungan: Mengkombinasikan bentuk primer dan sekunder. Stasiun gabungan bisa mengeluarkan perintah dan respon.
Konfigurasi jalur
- Asynchronous: Terdiri dari satu stasiun primer dan satu atau lebih stasiun sekunder, serta mendukung baik transmisi full-duplex maupun half-duplex.
- Synchronous: Terdiri dari dua stasiun gabungan, serta mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex.
Mode transfer data
- Normal response mode (NRM): Digunakan dengan konfigurasi. Primer tidak seimbang mengawali data transfer menuju secondary, namun sekunder hanya mentransmisikan data dalam bentuk respon sampai perintah dari primer saja.
- Asynchronous Balanced Mode (ABM): Digunakan dengan konfigurasi seimbang. Salah satu stasiunt gabungan dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin dari salah satu stasiunt gabungan lainnya.
- Asynchronous Response Mode (ARM): Digunakan dengan konfigurasi tidak seimbang. Secondary dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin yang jelas dari primer. Primer masih tetap bertanggung-jawab terhadap jalur, termasuk inisialisasi, perbaikan kesalahan, serta diskoneksi logik.
NRM dipergunakan pada jalur multititik, dimana sejumlah terminal dihubungkan ke komputer host. Komputer menanyai setiap terminal untuk dipergunakan sebagai masukan. NRM kadang-kadang juga dipergunakan pada jalur ujung-ke-ujung, utamanya bila jalur menghubungkan sebuah terminal atau periferal lainnya dengan sebuah komputer. ABM merupakan mode yang paling banyak dipergunakan dibanding mode-mode lainnya: karena membuat penggunaan jalur ujung-ke-ujung full-duplex menjadi lebih efisien sebab tidak memerlukan overhead. Sedangkan ARM jarang digunakan: karena hanya bisa diaplikasikan untuk keadaan-keadaan tertentu dimana sekundar perlu mengawali transmisi.
Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.
4. X.25/LAPB
X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi.
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori:
- Data Terminal Equipment (DTE),
- Data Circuit-terminating Equipment (DCE) serta
- Packet Switching Exchange (PSE)
Protokol Pada X.25
- Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
- Packet-Layer Protocol (PLP)
- Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
- Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
Lapisan-lapisan X25
Layer 1- Physical Layer bekerja dengan elektris atau sinyal. Didalamnya termasuk beberapa standar elektronik seperti is V.35 , RS232 and X.21.
Layer 2- Data Link Layer, pada X.25 diimplementasikan ISO HDLC standar yang disebut Link Access Procedure Balanced (LAPB) dan menyediakan link yang bebas error antara dua node yang secara fisik terkoneksi. Error ini akan dicek dan dikoreksi pada tiap hop pada network.
- Fasilitas inilah yang membuat X.25 handal, dan cocok untuk link yang noisy, cenderung punya banyak error.
- Protocol modern seperti Frame Relay atau ATM tidak punya error correction dan hanya memiliki basic flow control. Mereka merngandalkan protokol pada level yang lebih tinggi seperti TCP/IP untuk menyediakan flow control dan end-to-end error correction.
Layer 3- Network Layer yang mengatur komunikasi end-to-end antar device DTE. Layer ini mengurus set-up dan memutus koneksi serta fungsi routing dan juga multiplexing.
5. Frame Relay
Frame Relay adalah
protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.
Protokol Frame Relay yaitu Packet Switcing Yang di kembangkan pada saat fasilitas-fasilitas transmisi jarak jauh digital menunjukkan rate error yang relative tinggi bila di bandingkan dengan fasilitas-fasilitas pada saat ini. Sebagai hasilnya , adanya beberapa muatan overhead yang ditambahkan ke packet switching skema untuk mengganti kesalahan.
Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:
- Kecepatan tinggi
- Bandwidth Dinamik
- Performansi yang baik/ Good Performance
- Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)
Sebuah jaringan frame relay terdiri dari �endpoint� (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1).
Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:
DTE (Data Terminating Equipment)DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup �endpoint� dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
DCE (Data Communication Equipment)DCE adalah perangkat �internetworking� pengontrol �carrier�. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
6. ATM
ATM memiliki cara yang sama dengan packet-switching. ATM melibatkan pentransferan data dalam bentuk potongan-potongan yang memiliki ciri-ciri tersendiri. ATM memungkinkan koneksi logik multipel dimultipleks melalui sebuah interface fisik tunggal.
Lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan skema pengkodean sinyal. Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps.
Dua lapis diatasnya berkaitan dengan fungsi-fungsi ATM, yaitu pelayanan transfer paket (ATM layer) dan lapisan adaptasi (AAL) untuk pelayanan protokol transmisi yang tidak berbasis ATM.
Model referensi protokol melibatkan tiga taraf yang berbeda:
- Taraf pemakai: tersedia untuk transfer informasi pemakai, bersama-sama dengan kontrol-kontrol yang terkait.
- Taraf kontrol: menampilkan fungsi-fungsi kontrol panggilan dan kontrol koneksi
- Taraf manajemen: menampilkan fungsi-fungsi manajemen yang berkaitan dengan sistem secara keseluruhan
Koneksi logik ATM disebut �Virtual Channel Connection� (VVC) atau koneksi melalui saluran maya. Konsep jalur virtual dikembangkan untuk memenuhi trend jaringan kecepatan tinggi dimana biaya kontrol jaringan meningkat melebihi biaya jaringan secara keseluruhan.
Beberapa keuntungan dari VCC:
- Arsitektur jaringan yang sederhana
- Kinerja dan keandalan jaringan yang meningkat
- Waktu setup koneksi lebih pendek dan waktu pengolahan yang berkurang
- Layanan jaringan yang tinggi
7. Integrated Services Digital Network (ISDN)
Integrated Services Digital Network (ISDN) adalah suatu sistem telekomunikasi di mana layanan antara data, suara, dan gambar diintegrasikan ke dalam suatu jaringan, yang menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu ruang lingkup pelayanan yang luas. Para pemakai ISDN diberikan keuntungan berupa fleksibilitas dan penghematan biaya, karena biaya untuk sistem yang terintegrasi ini akan jauh lebih murah apabila menggunakan sistem yang terpisah.
Para pemakai juga memiliki akses standar melalui satu set interface pemakai jaringan multiguna standar. ISDN merupakan sebuah bentuk evolusi telepon local loop yang memepertimbangkan jaringan telepon sebagai jaringan terbesar di dunia telekomunikasi.
Di dalam ISDN terdapat dua jenis pelayanan, yaitu:
- Basic Rate Inteface (BRI)
- Primary Rate Interface (PRI)
Referensi :
http://reinaldojuanhutomo.blogspot.com/2010/07/protokol-wanwide-area-network-wan_4618.html